bahasforex.com – Untuk mencapai hal yang dinginkan agar target bisa terpenuhi maka dibutuhkan sebuah strategi dan hal tersebut termasuk ketika anda berinvestasi dengan Reksadana yang belakangan ini mulai populer dikalangan investor. Untuk itu kali ini kami akan membagikan strategi cerdas investasi di Reksa Dana Saham biar cuan banyak dan juga aman.
Pengertian reksadana saham tidak jauh berbeda dengan saham yang memiliki portofolio berupa saham. Portofolio inilah yang kemudian dikelola oleh manajer investasi dengan cara menjual dan membeli saham saat harga saham memungkinkan untuk transaksi. Adapun yang didapatkan dari investasi reksadana saham adalah selisih kenaikan atau turun harga jual beli saham
Yang membedakan reksadana saham dengan saham lainnya yaitu, reksadana saham hanya bisa dilakukan pada saham perusahaan yang memiliki badan hukum tercatat di bursa efek Indonesia atau luar negeri. Maka dari itu tidak semua perusahaan dapat dibeli sahamnya dengan reksadana saham. Tujuan utamanya untuk melindungi pemodal, prosedur pendaftaran perusahaan juga tidak mudah karena semua diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Baca juga Begini Cara Beli Saham BRI Online, Mudah dan Praktis
Investasi reksadana juga merupakan salah satu instrumen investasi yang menjadi salah satu cara mengumpulkan uang untuk kebutuhan jangka panjang. Sebut saja contohnya seperti tabungan pensiun, dana pendidikan anak, dan sebaiknya. Melalui reksadana anda akan mendapatkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan dengan deposito. Walaupun begitu, investasi reksadana juga memiliki risiko dan hal tersebut wajar karena tidak ada satupun instrumen investasi yang bebas dari risiko dan 100% aman.
Untuk memperkecil risiko maka menerapkan strategi investasi reksadana yang tepat perlu jadi pertimbangan anda dimana agar strategi ada benar maka potensi return tinggi dan tujuan investasi akan segera tercapai. Maka dari itu, simak jenis -jenis strategis investasi di reksadana yang bisa anda coba terapkan berikut ini.
Strategi Investasi di Reksadana
Market Timing
Walaupun mungkin strategi market timing terkesan rumit tetapi anda sebagai investor harus lebih jeli kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi supaya bisa cuan optimal. Idealnya untuk menerapkan market timing ketika pasar sedang menguat dan harganya masih rendah.
Anda harus rutin melihat indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan fluktuasi imbal hasil obligasi untuk menentukan waktu yang tepat. Selain harus lebih jeli dan teliti, kesabaran serta ketepatan waktu adalah cara mendapatkan keuntungan dari reksadana supaya semakin optimal.
Baca juga Begini Cara Investasi Saham Batu Bara Untuk Untung Besar
Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Contoh strategi investasi reksadana yang sering diterapkan oleh investor pemula atau moderat adalah dollar cost averaging. Strategi ini mengharuskan anda sebagai investor menyetorkan dana dengan jumlah yang sama dalam kurun waktu tertentu. Contohnya saja anda memiliki tujuan investasi untuk dana pensiun. Maka anda harus menginvestasikan Rp2 juta setiap bulan selama 5 tahun untuk mencapai tujuan tersebut.
Umumnya, untuk strategi investasi di reksadana DCA cocok bagi anda dengan penghasilan tetap. Selain itu penerapan strategi ini juga sangat membantu anda untuk meminimalisir risiko yang muncul akibat fluktuasi penurunan harga. Karena meskipun harga turun atau naik tetap melakukan investasi dengan nominal yang sama sesuai target awal.
Baca juga Begini Cara Membeli Saham Pertamina dengan Profit Stabil Bagi Investor Pemula
Strategi Lump Sump
Selain metode DCA, cara mendapatkan keuntungan dari reksadana juga bisa dengan menerapkan strategi lump sump. Lump Sump adalah strategi investasi reksadana yang mana anda menempatkan seluruh dana secara langsung di awal. Jadi, ketika nilai investasi naik maka anda akan mendapatkan imbal hasil tinggi. Oleh karena itu, penerapan strategi investasi ini cocok dilakukan saat nilai sedang turun atau mempertimbangkan produk reksa dana yang anda beli selalu naik harganya.
Strategi Average Up
Sekedar informasi, selain diterapkan pada investasi saham, strategi average up juga bisa untuk reksa dana. Pada metode ini pembelian reksadana yang sudah dimiliki dilakukan secara bertahap untuk memaksimalkan keuntungan. Contohnya, ketika anda sudah memiliki produk reksadana pasar uang HPAM Ultima Money Market dengan harga Rp50 ribu per lembar. Lalu seminggu berikutnya harganya naik menjadi Rp70 ribu per lembar. Supaya bisa cuan optimal, anda menambah kepemilikan dengan membeli lagi beberapa lembar. Hasilnya dalam sebulan berikutnya harganya naik mencapai Rp100 ribu dan anda baru memutuskan untuk menjual seluruhnya.
Strategi Buy and Hold
Contoh strategi investasi terbaik untuk tujuan finansial jangka panjang adalah buy and hold. Seperti namanya strategi buy and hold adalah membeli investasi (buy) kemudian membiarkannya (hold) dalam waktu cukup lama. Ketika dibiarkan dalam waktu lama asumsinya membawa keuntungan dalam jangka panjang. Namun, sebaiknya penerapan strategi ini setidaknya lima belas tahun. Jadi, dalam kurun waktu tersebut dana yang anda investasikan akan disimpan tanpa melakukan penjualan, pembelian, maupun pengalihan.
Demikian informasi mengenai strategi cerdas investasi di Reksa Dana Saham biar cuan banyak dan juga aman. Semoga berguna dan bermanfaat.