bahasforex.com – Mau berinvestasi emas dengan profit tinggi, simak indikator terbaik dalam trading emas yang perlu anda ketahui.
Investasi trading emas tetap menjadi primadona yang memiliki daya tarik tinggi bagi banyak investor. Hal ini tidak terlepas karena emas memiliki keunggulan tersendiri apabila dibandingkan komoditas atau instrumen perdagangan lainnya, seperti forex, saham, hingga uang crypto. Yang mana walaupun tidak menjanjikan keuntungan setinggi dan secepat instrumen dagang lainnya, tetapi nilai investasi emas cenderung lebih stabil dan peluang kenaikannya lebih besar apabila dilihat dalam panjang. Baca juga Tips Investasi Emas Secara Online Yang Aman
Hal ini sering terbukti, dimana pada saat instrumen perdagangan lain rentan mengalami fluktuasi harga, namun performa emas tampak lebih stabil karena permintaannya di pasar cenderung meningkat walau hanya sedikit.
Maka tidak heran, kini selain diperdagangkan secara fisik, komoditas emas juga semakin populer dijadikan instrumen perdagangan secara digital atau online, dimana masyarakat awam sekalipun bisa segera memulai berinvestasi emas.
Emas sebagai komoditas perdagangan juga sarat dengan analisis fundamental dan teknikal untuk membaca, memprediksi, dan memahami pergerakan atau sinyal-sinyal di pasar. Walaupun, fluktuasinya tidak sebesar komoditas trading lainnya, tetapi menganalisis pergerakan harga emas dan mengetahui kapan sebaiknya melakukan aksi jual-beli juga memerlukan sejumlah indikator umum yang sejauh ini terbukti efektif dalam meningkatkan dan menjaga profitabilitas.
Bagi anda yang berminat berinvestasi dalam trading emas, berikut indikator terbaik yang direkomendasikan untuk trader emas sebagai berikut.
Indikator Terbaik untuk Trading Emas
1. Exponential Moving Average
Indikator terbaik dalam trading emas pertama adalah Exponential Moving Average. Sebagai pengembangan dari MA, indikator Exponential Moving Average atau EMA memberi penegasan analisis pada harga-harga terbaru. Dalam analisis teknikal, Exponential Moving Average merupakan penyempurnaan perhitungan MA dengan menambahkan bobot atau multiplier ke dalam satuan waktu MA. Seperti, apabila rentang waktu MA yang dipilih adalah 20 hari, maka formula dasar EMA-nya menghitung faktor rata-rata (smoothing factor) menjadi: [2/(20 + 1)] = 0.0952.
Kemudian, nilai faktor rata-rata tersebut dihitung dengan EMA sebelumnya untuk mendapatkan nilai terbaru saat ini. Smoothing factor inilah yang menjadi penitik-berat sebagai multiplier dalam MA eksponensial di rentang-rentang waktu lainnya. Dengan perhitungan bobot seperti ini, analisis Moving Average menjadi lebih akurat karena besaran perubahan rata-rata dari waktu ke waktu dapat dengan jelas terlihat. Simak juga Lebih Menguntungkan Investasi Emas Batangan Atau Perhiasan
2. Moving Average
Rekomendasi indikator selanjutnya adalah Moving Average. Indikator ini merupakan satu indikator perdagangan yang paling sering digunakan, Moving Average (MA) terkenal sebagai indikator dasar yang sederhana dan mudah diterapkan. Banyak trader pemula yang mengandalkan MA sebagai tolok ukur dalam membaca pergerakan pasar dan mencari sinyal perubahan (reversal) ataupun mengidentifikasi tren harga emas dalam jangka pendek dan menengah.
Seperti namanya, indikator Moving Average mengenali beberapa posisi harga rata-rata (average) dalam satuan waktu tertentu dan menarik garis di sepanjang titik-titik tersebut untuk mengetahui pergerakan harga yang terjadi, sekaligus penanda apakah terjadi tren naik (uptrend) atau tren turun (downtrend) selama rentang waktu tersebut.
Periode yang sering digunakan dalam indikator MA adalah 15, 30, 50, 100, dan 200. Memahami tanda-tanda yang ditunjukkan oleh MA memberi gambaran jelas mengenai bagaimana pasar berjalan.
3. Fibonacci Retracement
Indikator Fibonacci Retracement diperkenalkan oleh matematikawan Leonardo Pisano pada abad ke-13, dimana dalam teorinya, Fibonacci mencetuskan sederet angka penentu yang dia sebut sebagai rasio.
Angka-angka Fibonacci didapatkan dengan mengalikan deret angka dalam Fibonacci Sequence, yakni 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 84, 144, dan seterusnya. Misal, rasio 23.6% didapatkan dari membagikan satu angka dalam deret dengan angka ketiga setelahnya, di mana 8 / 24 = 0.2361. Sementara itu, rasio 61.8% didapatkan dengan mengalikan satu angka dengan angka di sebelahnya. Jadi 8 / 13 = 0.618.
Deret rasio Fibonacci umumnya terdiri atas 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, dan 100%. Angka-angka ini jadi dasar menentukan level Support dan Resistance. Untuk bisa menampilkan Fibonacci, trader tidak perlu menghitung secara manual, karena tool Fibonacci Retracement hanya perlu ditarik dari level harga tertinggi dan terendah.
4. Bollinger Bands
Indikator Bollinger Bands cocok digunakan oleh trader pemula dan banyak direkomendasikan sebagai alat yang pas dalam analisis teknikal perdagangan emas. Sebagaimana digunakan dalam berbagai instrumen lain, Bollinger Bands dalam perdagangan emas juga bertumpu pada pengamatan tingkat volatilitas harga dan pergerakan tren yang sedang terjadi.
Adapun, indikator ini menunjukkan standar deviasi yang bisa dihitung dari pergerakan MA, dengan besaran standar deviasi yang umum digunakan adalah 2.
Indikator ini juga bisa dipakai untuk menentukan tingkat overbought (puncak) dan oversold (dasar) dari sebuah tren, dimana mengetahui jarak Bollinger Bands akan membantu trader menentukan aksi beli ataupun jual. Saat jarak Bands menyempit dalam sebuah periode tenang (low volatility), maka ini merupakan sinyal pergerakan harga yang besar, baik itu naik atau turun. Dan begitu pula sebaliknya, apabila jarak antar kedua Bands sangat lebar, maka pergerakan harga kemungkinan akan sangat besar pula dan sulit diprediksi. Trader emas dapat mengidentifikasi level profit yang diinginkan dengan indikator Bollinger Bands.
5. Relative Strength Index (RSI)
Indikator terbaik dalam trading emas terakhir adalah Relative Strength Index (RSI), dimana indikator ini cukup populer di kalangan trader dan banyak disarankan untuk trader emas pemula, indikator RSI bertujuan menentukan apakah terjadi level jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold), sekaligus menentukan area terjadinya.
RSI sering kali disebut sebagai indikator momentum, dimana indikator ini dapat menghitung besaran perubahan harga atau fluktuasi yang sedang terjadi di pasar. Dalam grafik, indikator RSI biasanya ditampilkan sebagai oscillator atau grafik garis yang bergerak di antara kedua titik terjauh; atas dan bawah. Area atas dibatasi pada level 70, sedangkan area bawah umumnya dibatasi di level 30.
Untuk menghitung nilai RSI, rentang waktu yang diambil adalah 14 hari dengan rata-rata potensi keuntungan sebesar 1%. Hal ini juga berlaku dalam komoditas emas karena perdagangannya bisa dihitung secara harian (intraday).
Sekian informasi mengenai indikator terbaik dalam trading emas yang perlu anda ketahui dalam berinvestasi emas.