bahasforex.com – Pernahkah anda mendengar istilah Compounding saham yang mungkin membuat anda bertanya apa yang dimaksud Compounding Saham? Untuk lebih jelasnya, anda perlu menyimak pembahasannya dibawah ini.
Apa yang dimaksud Compounding Saham? Compounding secara harfiah memiliki makna adalah menambahkan nilai atau efek yang lebih terasa terhadap sesuatu. Bisa diibaratkan seperti orang yang sakit yang diberi obat, namun ketika obatnya tetap tidak dapat bekerja dengan maksimal, maka mau tidak mau dosisnya pun harus ditambah. Begitu pula dengan compounding dalam dunia saham, yang artinya menambah jumlah modal dari sebagian keuntungan yang dihasilkan. Baca juga Cara Beli Saham dengan Membaca Laporan Keuangan Perusahaan
Apa Yang dimaksud Compounding Saham? Untuk lebih memahami apa itu Compounding saham, anda bisa menyimak ilustrasi dibawah ini.
Pak Hendra memiliki modal awal sebesar Rp. 20,000,000 untuk berjualan alat tulis, dimana dia menggunakan setengahnya untuk membeli barang, sedangkan sisanya disimpan sebagai dana cadangan. Dari 50% modal tersebut (Rp. 10,000,000) Pak Hendra memperoleh laba bersih sebesar Rp. 2,000,000. Laba tersebut pun dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama sebesar Rp. 1,000,000 untuk dinikmati, sedangkan sisanya untuk menambah modal awal sehingga total modal menjadi Rp.21,000,000.
Ilustrasi diatas tentu umum dilakukan bagi anda yang memiliki usaha, tetapi mungkin banyak yang belum paham istilahnyanya. Jadi kesimpulannya adalah dengan Compounding nilai dari modal awal akan bertambah, sehingga dapat memberikan peluang untuk meraih profit lebih tinggi. Simak juga Tips Investasi Saham Jangka Panjang Untuk Pemula
Penerapan Compounding Dalam Investasi Saham
Setelah memahami pengertian dan ilustrasi Compounding saham diatas, tentu Compounding Saham juga bisa diterapkan dalam trading dan investasi saham, maupun instrumen-instrumen investasi lainnya seperti reksadana, forex, p2p Lending, dan lain sebagainya, dimana profit yang dihasilkan dari kegiatan investasi maupun trading saham, yang dikelola kembali menjadi tambahan modal investasi.
Selain itu, sistem Compounding sangat efektif apabila diterapkan untuk jangka panjang. Mengapa? Anda bisa melihat ilustrasi sebagai berikut.
Budi memiliki modal sebesar Rp. 2,000,000 yang akan digunakan untuk berinvestasi saham ABCD yang pada waktu itu dihargai Rp. 1000 per lembar saham. Dia menggunakan seluruh modal yang dimiliki untuk membeli saham tersebut sehingga berhasil mengumpulkan 20 lot saham. Setelah 10 bulan kemudian, harga saham ABCD yang dibeli, naik menjadi Rp. 1100 per lembar, kemudian Ali merealisasikan keuntungan sebesar 10%. Sehingga, total modal yang dimiliki sekarang berjumlah Rp. 2,200,000.
Dari ilustrasi diatas, memang terlihat keuntungan Budi yang kecil, tetapi apabila anda melihat persentase keuntungan 10% dalam 10 bulan tentu merupakan persentase keuntungan yang cukup besar. Apabila saham ABCD tersebut kembali ke harga Rp. 1000, dengan modal awal sebesar Rp. 2,000,000 ditambah keuntungan dari hasil trading atau investasi sejumlah Rp. 200,000, maka anda sudah dapat mengantongi saham ABCD sebesar 11 lot dimana ada pertambahan jumlah saham sebesar 1 lot atau sebesar 10% dari nilai saham sebelumnya, atau dengan kata lain jumlah sebesar 10% apabila diasumsikan dalam waktu 1 tahun sudah mengalahkan nilai inflasi.
Dengan demikian anda mungkin telah memiliki gambaran jelas penerapan Compounding Saham dalam investasi dimana anda disarankan untuk tidak menarik profit atau hanya menarik profit sebagian saja. Anda bisa menggunakan profit tersebut untuk menambah modal trading atau investasi saham selanjutnya, sehingga nilai investasi dan keuntungan anda pun berlipat.
Demikian informasi mengenai Apa Yang dimaksud Compounding Saham. Anda bisa menerapkan strategi untuk melipat gandakan keuntungan anda. Namun sebagai catatan, bahwa tentu anda jangan berharap keuntungan besar hanya dengan modal yang sangat terbatas dan waktu singkat. Anda bisa menyesuaikan modal investasi sesuai dengan kemampuan anda dengan hasil investasi yang anda targetkan.