bahasforex.com – Perlu anda ketahui bahwa indikator ekonomi sangat erat kaitannya dengan analisa fundamental pergerakan pasar, lalu apa saja indikator ekonomi penting dalam forex?
Istilah indikator pasti sudah tidak asing lagi ditelinga anda, dimana indikator merupakan titik acuan dalam menentukan dan menemukan gambaran apa yang bisa diprediksi kedepannya.
Indikator sendiri juga terdapat pada teknik analisa teknikal yang mana indikator merupakan poin penting dalam menentukan arah pergerakan harga. Begitu pula fungsi indikator dalam analisa fundamental yang juga membutuhkan titik acuan, dimana titik acuan tersebut merupakan indikator ekonomi yang bisa berupa berita-berita politik terkait negara dari mata uang yang diperdagangkan.
Apabila kita berbicara mengenai data ekonomi yang bisa dijadikan sebagai indikator, dimana terdapat berbagai macam laporan yang tersedia dan dibagi menjadi dua yakni indikator ekonomi lagging dan leading berdasarkan dampaknya terhadap pergerakan harga. Baca juga Tips Memilih Saham Paling Menguntungkan Untuk Jangka Panjang
Lalu apa itu indikator ekonomi lagging dan leading? simak penjelasannya dibawah ini.
Indikator Ekonomi Lagging
Indikator lagging merupakan indikator forex yang terjadi setelah trend terbentuk. Walaupun tidak menunjukkan arah pergerakan perekonomian, indikator lagging tetap memiliki peranan penting yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi perubahaan yang terjadi. Trader juga dapat menggunakan indikator ini sebagai konfirmator atas analisa yang dibuat sebelumnya.
Berikut indikator ekonomi penting yang bersifat lagging yang bisa anda simak sebagai berikut.
1. Unemployment Rate
Walaupun merupakan indikator lagging, Uneployment Rate dianggap berdampak karena mengukur presentase pengangguran yang sedang aktif mencari pekerjaan dalam sebulan, dimana apabila tingkat pengangguran tinggi, pengeluaran konsumen akan berkurang dan membuat GDP lesu. Selain itu, pengeluaran pemerintah juga akan membengkak karena klaim pengangguran dan program kesejahteraan masyarakat lainnya. Sayangnya, indikator ini juga menghitung pekerja paruh waktu sebagi golongan pekerja penuh. Di AS, data ini dirilis per bulan bersamaan dengan Non Farm Payrolls (NFP).
2. Gross Domestic Product (GDP)
Gross Domestic Product atau GDP adalah patokan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indikator ekonomi ini digunakan oleh ahli ekonomi dan analis sebagai alat ukur perekonomian. Secara logika, peningkatan GPD berarti perekonomian negara menguat, begitupun sebaliknya.
Tetapi, perlu diperhatikan indikator ini juga memiliki kekurangan. Kenaikan GDP yang disebabkan oleh stimulus fiskal dianggap sebagai kenaikan semu. Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah untuk mengoreksi pertumbuhan ekonomi saat sedang lesu.
3. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang paling sering diandalkan trader. Jika tingkat inflasi tinggi, berarti kenaikan harga lebih cepat dari pertumbuhan mata uang. Tingkat inflasi suatu negara menujukkan kenaikan harga pada tingkat konsumen (CPI) maupun produsen (PPI) dalam satu periode.
Idealnya, tingkat inflasi harus tetap normal. Jika terlalu rendah akan berpotensi terjadi deflasi dan berdampak negatif pada perekonomian. Namun jika terlalu tinggi, bank sentral juga akan berupaya mengendalikannya agar tidak mengarah pada hiperinflasi. Ada beberapa jenis indikator tingkat inflasi yang sering digunakan.
4. Tingkat Pendapatan
Indikator ekonomi penting lainnya yang bersifat lagging adalah tingkat pendapatan atau upah pekerja. Idealnya, tingkat pendapatan haruslah meningkat secara berkala sejalan dengan tingkat inflasi. Sehingga, turunnya upah pendapatan dianggap merefleksikan kondisi ekonomi yang suram. Pendapatan yang berkurang bisa disebabkan oleh PHK atau perusahaan yang runtuh sehingga menyebabkan pegawainya kehilangan pekerjaan. Tingkat pendapatan negara industri biasanya di survei berdasarkan gender, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan guna mengetahui trend di setiap kelompok. Data pendapatan yang kerap dijadikan acuan di AS adalah Average Weekly Earnings dan Personal Income.
5. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga juga memegang peranan penting sebagai indikator ekonomi. Suku bunga terdiri dari suku bunga pinjaman dan deposito. Secara logika, jika tingkat suku bunga meningkat, nilai mata uang juga dapat menguat. Bank sentral merupakan instansi yang memiliki kewenangan untuk mengubah tingkat suku bunga. Kebijakan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi inflasi negara terkait. Jika inflasi tinggi, maka bank sentral akan menaikkan suku bunga dan begitu juga sebaliknya.
Indikator Ekonomi Leading
Sesuai dengan namanya, indikator ekonomi leading adalah indikator yang mendahului keadaan di pasar. Indikator ini memiliki potensi untuk memprediksi arah perekonomian. Biasanya, data ekonomi leading digunakan oleh pejabat pemerintahan untuk menentukan suatu kebijakan. Tujuannya supaya negara dapat menanggulangi situasi negatif sedini mungkin, contohnya seperti resesi.
1. Retail Sales
Penjualan barang ritel kerap kali dianggap mempengaruhi tingkat inflasi karena berhubungan langsung dengan konsumen. Secara garis besar, data penjualan barang ritel bisa dibagi menjadi dua. Data penjualan ritel akan menyumbang perhitungan GDP dan berpotensi memperkuat nilai tukar mata uang apabila mengalami peningkatan. Sayangnya, data ini tak menyebutkan bagaimana konsumen membeli barang-barang; apakah mereka berhutang atau membayar dengan kartu kredit. Padahal, kedua hal tersebut berpotensi memicu kredit macet.
2. Aktivitas Manufaktur
Aktivitas manufaktur seringkali menjadi acuan para trader untuk melihat pertumbuhan ekonomi negara. Jika aktivitas manufaktur meningkat, berarti permintaan meningkat dan menggerakkan roda perekonomian. Tak heran jika indikator ekonomi ini dianggap berpotensi mempengaruhi pertumbuhan GDP.
Selain itu, aktivitas manufaktur yang meningkat bisa mempengaruhi volume ekspor dan berdampak pada neraca perdagangan. Hal ini menandakan ekspansi ekonomi, bertambahnya tenaga kerja, serta meningkatnya pendapatan masyarakat. Indikator penting yang berhubungan dengan aktivitas manufaktur adalah PMI (Purchasing Managers’ Index), Industrial Production, dan Factory Orders.
3. Housing Sales
Harga perumahan merupakan indikator ekonomi penting yang tak bisa diacuhkan jika Anda trading dengan pair mayor. Apabila pasar perumahan lesu, maka tenaga di bidang konstruksi akan berkurang dan mengakibatkan tingkat pengangguran bertambah. Pendapatan pemerintah dari pajak perumahaan juga akan berkurang dan berdampak pada kondisi fiskal. Sebaliknya, harga perumahaan yang naik akan memacu jumlah tenaga di bidang properti dan menyebabkan turunnya tingkat pengangguran.
Namun perlu diingat, inflasi pasar perumahaan yang tinggi juga dapat membahayakan perekonomian. Contohnya seperti yang terjadi pada Amerika Serikat di tahun 2007 silam. Data perumahan yang kerap diperhatikan trader mencakup Existing Home Sales, Pending Home Sales, dan New Home Sales.
4. Building Permits
Building Permits adalah izin pekerjaan konstruksi atau pembangunan perumahan baru. Data ini menunjukkan prediksi ketersediaan properti yang akan datang. Dengan tumbuhnya industri konstruksi biasanya diikuti pertambahan kebutuhan kerja sehingga menyumbang kenaikan angka GDP. Selain itu, data ini menunjukkan kenaikan pendapatan perusahaan konstruksi dan perumahan.
Namun, Building Permits hanya mencatat persediaan rumah/bangunan baru saja. Apabila pasokan lebih banyak dari permintaan, harga penjualan rumah bisa merosot. Selain Building Permits, Housing Starts juga diperhatikan oleh trader. Pasalnya, data ini merupakan indikator dimulainya pembuatan fondasi sebagai tindak lanjut dari Building Permits.
Demikian informasi mengenai indikator ekonomi penting dalam forex yang penting untuk anda ketahui dalam analisa fundamental analisa trading forex. Semoga berguna dan bermanfaat.